Senin, 14 Mei 2012

Fenomena Saat Kelulusan



Curat-coret baju seragam pada saat pengumuman lulus ujian Nasional atau UN untuk tingkat SMP atau SMA adalah merupakan kebiasaan buruk yang terjadi secara turun temurun. Dari generasi ke generasi berikutnya. Entah kapan dimulainya kebiasaan tersebut seingat penulis lulus SMP dan SMP zaman dulu kebiasaan curat-coret baju tersebut sudah ada. Sebagian orang mengatakan bahwa fenomena curat-coret baju saat pengumuman lulus adalah sebagai budaya. Tapi menurut blogger itu bukan merupakan budaya tapi sebagai kebiasaan buruk yang harus ditinggalkan.

Usia remaja adalah usia pertumbuhan yang penuh dengan pemberontakan baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Sekolah sebagai lembaga formal untuk mendidik anak-anak. Di mana di dalamnya di ajarkan berbagai disiplin Ilmu, cara berdisiplin, pembiasaan diri, bertanggung jawab, kerja keras sesuai denganpendidikan karakter bangsa. Di mana pada tingkat pendidikan anak-anak sampai remaja mendidik karakter yang baik supaya sadar tahu mana yang salah dan mana yang benar yang disertai dengan contoh nyata dalam karakter. Walaupun dalam hal kedisiplinan kita ambil saja satu contoh untuk merapihkan baju seragam kadang-kadang harus dipaksakan dengan teguran.  Dalam fenomena mencurat-coret baju seragam rupanya mereka melihat contoh dari kakak kelasnya. 

Di sekolah dari tingkat dasar dan menengah semua ilmu diajarkan kepada peserta didik walau sebenarnya peserta didik tidak semua menyukai dengan pelajaran tersebut. Ada beberapa mata pelajaran yang   tidak disukai sampai dibenci oleh para peserta didik misalnya matematika dan fisika.Dalam hal seragam dilingkungan sekolah harus selalu rapih bersih dilengkapi dengan berbagai atribut yang melekat  ini juga oleh sebagian remaja peserta didik merupakan bentuk pengekangan terhadap kebebasan mereka.

Maka pada saat kelulusan seolah olah mereka ingin mengekspresikan diri bahwa sekarang saatnya untuk lepas dari semua aturan karena kami sudah lulus. Jadi curat coret terhadap baju seragam pada saat pengumuman kelulusan merupakan suatu bentuk pemberontakan terhadap peraturan di mana pada saat mereka lulus dari sekolah tersebut seakan peraturan tersebut tidak mengikat lagi.

Fenomena tersebut adalah sebuah kebiasaan buruk, kami para guru kerap kali mencoba mengatasi hal tersebut misalnya dengan menghimbau kepada para siswa kelas 12 yang baru lulus untuk segera mengumpulkan baju seragam bekas yang layak pakai untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan misalnya panti atau korban sebuah bencana. Sebagian anak ada yang menuruti himbauan guru tapi ada juga yang tidak, ada juga mereka yang menyumbangkan pakaian bekasnya dan curat-coret juga, rupanya mereka memiliki dua atau lebih seragam ya untuk disumbangkan ada dan untuk di curat coret juga ada.
 
Sekarang lebih buruknya bukan saat pengumuman kelulusan ini malah di beberapa tempat ada yang curat coret baju seragam tersebut pada saat hari terakhir pelaksanaan UN. Rupanya mereka sudah yakin lulus kali ya? Ini benar benar “potret suram dunia pendidikan” ujar sebuah head lines sebuah berita media cetak.

Mereka dengan ekpresip saling mencoret-coret baju seragam teman-temannya seolah olah lepaslah semua beban yang sebelumnya dihadapi padahal UN bukan lah akhir dari segalanya  karena ada ujian lain yang lebih berat dari UN yaitu ujian dalam kehidupan

Bagai mana dengan baju kalian, atau dengan putrta putri anda? 

1 komentar:

maaf bro anda kalau copas harus ngasih link ke sumber pembuat tulisan atau sebutkan link sumber sebagai penghargaan hasil karya orang

Posting Komentar

Silahkan Komentar Pada Kotak Komentar di Bawah ini
Jika Belum Mempunyai Akun apapun,
Anda Dapat Menggunakan Anonymous
Thx