Selasa, 22 Mei 2012

Kontroversi Ujian Nasional di Australia


Di Indonesia, ujian akhir anak-anak sekolah disebut dengan UN (Ujian Nasional). Di Australia ujian nasional tingkat sekokah disebut NAPLAN (National Assessment Program Litearcy and Numeracy). Menurut website resmi NAPLAN (www.naplan.edu.au), dijelaskan sebagai berikut:
In 2008, the National Assessment Program – Literacy and Numeracy (NAPLAN) commenced in Australian schools. Every year, all students in Years 3, 5, 7 and 9 are assessed on the same days using national tests in Reading, Writing, Language Conventions (Spelling, Grammar and Punctuation) and Numeracy.
Pada saat, saya menulis artikel ini anak saya yang duduk di kelas 3 sedang menempuh NAPLAN tes. Sebagai orang tua, saya pribadi tidak begitu kawatir dengan NAPLAN tes. Rutinitas sekolah berlangsung ‘adem ayem’. Tidak ada gejolak dari orang tua wali murid. Bahkan, saya pribadi tidak menyiapkan waktu khusus untuk anak saya menjelang NAPLAN tes. Pokoknya, semua berjalan seperti biasa-biasa saja.
Satu hal yang menarik untuk dibahas adalah keberadaan NAPLAN tes tersebut di mata publik Australia. Saya menyempatkan waktu untuk browsing media Australia. Kesimpulan saya adalah keberadaan NAPLAN tes juga kontroversi seperti keberadaan UN di Indonesia. Banyak elemen yang menentang NAPLAN tes karena NAPLAN tes tidak secara utuh menguji kemampuan belajar anak.
Sebuah media online di South Australia, the Advertiser, pada 14 May 2012 menurunkan berita berjudul ‘Protest against NAPLAN tests’. Media tersebut memberitakan jika ada 100 akademisi memprotes NAPLAN test dengan berbagai alasan seperti asumsi jika NAPLAN tes tidak mengukur proses belajar secara utuh dan cederung dimanfaatkan untuk kepentingan politik.
“These tests have little merit given they focus on assessment of learning rather than assessment for learning and they are being misused for a variety of political agendas,” the letter said.
Masih menurut media yang sama, protest NAPLAN juga mendapat dukungan dari kalangan perguruan tinggi seperti seorang profesor emiritus dari UniSA Alan Reid dengan pedapatnya jika NAPLAN terlalu sempit untuk mengukur kualitas sebuah sistem pendidikan.
UniSA Education Emeritus Professor Alan Reid was among four South Australian university academics who signed the letter. He said he was not opposed to national testing but the NAPLAN tests were too narrow to use to judge the quality of our education system.
Poin menarik yang bisa dipelajari  dari artikel di atas adalah adanya kenyataan jika baik di Indonesia maupun Australia baik UN atau NAPLAN sama-sama menjadi kontroversi. Bagaimana pendapat Anda semua tentang UN? Apakah Anda setuju atau tidak setuju?

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentar Pada Kotak Komentar di Bawah ini
Jika Belum Mempunyai Akun apapun,
Anda Dapat Menggunakan Anonymous
Thx