Sering kita dengar, seorang mahasiwa yang kedapatan ngedrugs, kumpul kebo, suka miras, kecanduan dll. Padahal dulunya, sebelum jadi mahasiswa, anaknya kalem, lembut, taat ibadah dll. Pokoknya tipe anak muda soleh dan solehah lah. Itu mungkin salah satunya disebabkan lingkungan dimana dia kos.
Fenomena kos campur (laki-laki dan perempuan satu rumah) sudah mulai merambah kota-kota pelajar. Asyik memang secara sekilas, tapi merepotkan urusan akhirat. Banyak godaan dan butuh keimanan yang kuat untuk bisa “sekadar” kos di rumah kos campuran itu. Jadi, lebih baik jangan mondok di kos jenis campuran begitu.
Pengalaman delapan tahun tinggal di Jogja, hanya sempat berpindah kos sebanyak 4 kali. Tidak terlalu banyak mencicipi asam garam dunia kos-kosan di Jogja. Beda dengan beberapa teman saya yang memang sedari awal sudah berencana pindah-pindah kos tiap tahun. Tuh, bayangkan kalo kuliah selama lima tahun berarti harus pindah lima kali. Itupun kos-kosan yang dituju harus memiliki kriteria khusus, yaitu tidak boleh satu kecamatan. Ah ada-ada saja teman yang satu ini.
Nah, untuk kali ini setidaknya saya mau berbagi pengalaman tentang kos dikota gudeg yang paling berkesan, yaitu kos di Masjid. Ini beneran sobat. Tengoklah masjid-masjid di seantero Jogja. Kebanyakan penghuninya adalah para mahasiswa yang berobsesi kuliah sambil mengabdikan diri pada masjid dan kegiatan-kegiatan di dalamnya. Panggilan para mahasiswa yang kos di masjid adalahtakmir.
Enaknya kos di masjid itu banyak. Pertama, sobat tidak sendirian dan tidak pula kesepian. Masjid kan selalu banyak pengunjungnya. Setidaknya pas jam-jam maghrib atau isya, setidaknya warga sekitar masjid akan berduyun-duyun menuju masjid. Pas banget buat tipe-tipe penakut kalo sendiri, masjid betul-betul pilihan good-lah.Kecuali, kalo masjidnya pas di tengah-tengah hutan amazon yang nggak ada listrik dan jalan aspal hehee..
Kedua, gratis biaya tidur bahkan makan. Ya, setidaknya sehari sekali ada jatah makan untuk para sobat. Tetapi peraturan yang ini tidak semua manajemen masjid menerapkannya. Setidaknya tidur gratis aja sudah cukup. Coba bayangkan kalo tidur di hotel berapa duit tiap harinya. Urusan makan kalo mau ngutang juga warung mana yang ragu. Masa si.,.. mahasiswa takmir masjid ndak dipercaya kalau hanya untuk sekadar utang buat makan. Kalau mau pas lagi cekak banget, berkunjunglah atau silaturhami ke tetangga-tetangga sekitar masjid pas jam makan. Nah, pasti sobat akan disuguhi berbagai macam lauk. Sebernarnya, mereka senang ko kalau dikunjungi takmir masjid. Asal jangan keseringan kaya orang kurang kerjaan gitu. Ya, sesekali saja.
Ketiga, banyak kegiatan. Sobat yang jarang gaul, kos di masjid bisa membuat sobat berubah. Jadi seorang pemuda yang gaul. Tapi gaul yang positif tentunya. Semakin ramai masjid dikunjungi, maka semakin gaul sobat. Pengajian, forum remaja masjid, TPQ dll hampir selalu ada di tiap masjid di Jogja. Bahkan meskipun masjid kecil.
Keempat, popularitas. Maklum, sobat akan “dianggap” pemuda soleh yang pantas menjadi tauladan. Buktinya, sholat lima waktu selalu jama’ah, setia menjaga kebersihan dan keamanan masjid, dan selalu ada di setiap kegiatan masjid. Sobat akan menjadi selebritis masjid dan kampung. Syukur-syukur sesekali bisa mengisi pengajian ibu-ibu atau bapak-bapak. Dijamin 99% pasti dikenal warga. Setidaknya selebitis kampung lah.
Nah, sobat berminat? Tak ada yang rugi ko. Saling menguntungkan. Masjid terawat, dan sobat bisa mendapatkan lima kelebihan seperti di atas. Dunia dapat, akhirat juga InsyaAllah terbuka. Amin
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Pada Kotak Komentar di Bawah ini
Jika Belum Mempunyai Akun apapun,
Anda Dapat Menggunakan Anonymous
Thx