Senin, 14 Mei 2012

Banyak Sekolah Masih Beratapkan Langit


Misgi Candra Dasa - Mutu pendidikan yang berkualitas merupakan modal utama untuk membangun bangsa di masa depan. Indonesia sendiri merupakan negara yang cukup memperhatikan pentingnya dunia pendidikan. Tidak percaya ? kita lihat saja dalam kurun waktu 8 tahun terakhir pemerintah sudah mengalokasikan sebesar 20% dari total APBN.

Namun, agaknya nominal sebesar itu baru sebatas hitungan angka, sebab dalm kenyataannya masih banyak terdapat kejanggalan-kejanggalan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah banyak fasilitas pendidikan yang tidak layak.

Kalau kita pernah menonton film "Laskar Pelangi", di situ digambarkan betapa membaranya semangat anak-anak untuk belajar meski sekolah mereka disebut kandang kambing. Film tersebut merupakan cermin nyata apa yang terjadi di dunia pendidikan di negara kita. Sebagian besar mungkin sudah merasakan fasilitas sekolah yang lengkap, tetapi tak sedikit pula yang harus belajar di tempat yang apa adanya. Terlebih di daerah daerah pelosok yang seolah terlupakan dari pembangunan. 

Di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur, ditemukan bangunan sekolah yang "luar biasa megah". Di sana ada 3 Sekolah Dasar yang menggunakan kolong rumah warga sebagai tempat belajar siswa. Sekolah dasar tersebut adalah SD 12, SD 13, dan SD 17 yang etrletak di Desa Tabur Lestari Kecamatan Sei Menggaris Kabupaten Nunukan. Sekolah tersebuit merupakan sekolah kelas jauh, yitu jauh dari perkampungan warga dan dibatasi oleh sungai besar. Sebuah sekolah di bawah kolong rumah juga ditemukan di wilayah Sekapal Desa Sekaduyan Taka Kanduangan Kecamatan Nunukan.

Fakta mengenai kondisi infrastruktur yang sangat memprihatinkan tersebut ditemukan oleh tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 saat menjelajahi perbatasan Indonesia-Malaysia.Mereka juga melihat proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru honorer. Ketiga SD tersebut hanya menggunakan tenaga seorang guru bantu, dan terkadang dibantu oleh personel TNI dari satuan tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Pos Sei Ular. Kondisi seperti ini hanya gambaran sebagian kecil yang terlihat oleh media, tidak menutup kemungkinan hal serupa juga terjadi di pelosok daerah di seluruh Indonesia.

Sungguh sebuah ironi yang terjadi di daerah perbatasan yang seolah luput dari semua pembangunan. Dana BOS yang digelontorkan oleh pemerintah, nyata-nyata tidak menjangkau ke semua daerah. Entah kerena memang alokasi yang terbatas di masing masing daerah.

Perlu diingat bahwa memperoleh pendidikan yang layak merupakan hak setiap warga negara, bukan hanya anak-anak yang tinggal di kota kota besar.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentar Pada Kotak Komentar di Bawah ini
Jika Belum Mempunyai Akun apapun,
Anda Dapat Menggunakan Anonymous
Thx